BAB IV
PELAPORAN PENGUNGKAPAN
Standar
dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
undang-undang, berhubungan dengan politik dan ekonomi, tingkat perkembangan
ekonomi, pendidikan, budaya dan faktor-faktor lainnya. Perbedaan pengungkapan
nasional sebagian besar didorong oleh perbedaan pengelolaan dan keuangan
perusahaan.
Pengungkapan
akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata kelola keuangan perusahaan disuatu
Negara
1.
Pengungkapan sukarela
Manajer
berinisiatif untuk mengungkapkan informasi secara sukarela. Manajer memiliki
informasi yang lebih baik daripada pihak luar mengenai performa perusahaan saat
ini dan kedepannya. Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut
biaya transaksi yang lebih rendah dan perdagangan sekuritas perusahaan, bunga
yang lebih tinggi dari analisis keuangan dan investasi, meningkatkan likuiditas
saham dan biaya modal yang lebih rendah. Laporan terkini menyokong pandangan
bahwa perusahaan bisa mencapai keuntungan merupakan tuntutan bagaimana
perusahaan bisa menggambarkan dan menjelaskan investasi potensial kepada
investor. Investor diseluruh dunia menuntut informasi yang mendetail dan
berkala. Komunikasi manajer dengan investor luar tidak sempurna ketika manajer
memiliki informasi kuat tentang perusahaan mereka, insentif manajer tidak
sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham, dan peraturan akuntansi dan
audit tidak sempurna. Dengan demikian, pemilihan pengungkapan manajer
mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk
menguraikan informasi.
2.
Kebutuhan pengaturan pengungkapan
Untuk
melindungi investor, sebagian besar bursa sekuritas menentukan pelaporan dan
kebutuhan penungkapan pada perusahaan domestic dan asing yang mencari akses
untuk pasar mereka. Bursa ini memastikan bahwa investor memiliki informasi yang
cukup untuk memperbolehkan mereka mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan.
Frost dan long mencatat, proteksi
investor mewajibkan bahwa investor menerima informasi secara berkala dan
diproteksi dengan pengawasan dan pelaksanaan. Pengungkapan yang menyeluruh dan
dapat dipercaya akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi dan
meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.
Persoalan-persoalan
penting yang memengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkapan
keputusan
1. Bukti-bukti mengindikasikan bahwa
manajer perusahaan sering memiliki insentif yang besar untuk menunda
pengungkapan berita buruk “mengatur” laporan keuangan mereka untuk memastikan
kesan perusahaan yang lebih positif dari menekankan keadaan dan prospek
keuangan perusahaan.
2. Banyak Negara tidak mengawasi dan
melaksanakan kebutuhan akan
“pengungkapan kesesuaian antar-yurisdiksi”
Tujuan
pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas
1. Untuk memastikan bahwa pemegang saham
menerima informasi lengkap, berkala dan akurat.
2. Untuk mengevaluasi kinerja dan
prospek keuangan
3. Untuk meningkatkan kepercayaan
investor
4. Untuk memahami bagian-bagian
perusahaan
Praktik
pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek
1. Pengungkapan informasi progresif
Adalah pertimbangan tinggi yang relevan
di dalam kesetaraan pasar dunia. Istilah informasi progresif meliputi :
a. Perkiraan pendapatan, laba (rugi),
arus kas, pengeluaran modal dan hal-hal keuangan lainnya.
b. Tujuan informasi mengenai kinerja dan
posisi ekonomi dimasa depan yang tidak
menentu daripada perkiraan menyangkut proyek, periode fiscal dari proyek jumlah
c. Laporan program dan sasaran manajemen
untuk usaha masa depan
2. Pengungkapan segmen
Investor
dan analisis menuntut informasi hasil perusahaan industry dan segmen geografis
usaha dan keuangan signifikan dan berkemabang. Pengungkapan segmen lebih
membantu pengguna laporan leuangan untuk memahami bagian0bagian perusahaan
menata semuanya. Pemisahan jalur usaha dan area geografis harus membuat
penilaian yang lebih terpapar tentang keseluruhan perusahaan.
3. Pelaporan pertanggungjawaban sosial
Laporan
pertanggungjawaban social mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi
tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas social dan
lingkuungan. Hal ini mencerminkan sebuah kepercayaan bahwa perusahaan bergantung
pada pemegang saham dalam laporan tahunan kinerja terhadap lingkungan dan
social mereka seperti halnya laporan keuangan yang mereka berikan pada pemegang
saham.
4. Pengungkapan khusus bagi pengguna
laporan keuangan non domestic
Laporan tahunan bisa meliputi
pengungkapan khusus untuk mengakomodasi pengguna laporan keuangan non domestic.
Pengungkapan tersebut meliputi :
a. “Laporan ulang yang mudah” tentang informasi keuangan ke dalam mata uang
asing
b. Pembahasan perbedaan antara prinsip
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan
prinsip akuntansi lainnya.
c. Posisi dan laporan keuangan ulang
terbayas diketetapan standar akuntansi yang kedua
d. Sebuah laporan keuangan lengkap
disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua
5. Pengungkapan pengelolaan perusahaan
Pengelolaan
perusahaan berhubungan dengan sarana internal dimana perusahaan dijalankan atau
dikendalikan-tanggung jawab, akuntabilitas hubungan diantara pemegang saham,
anggota direksi dan manajer yang disusun supaya mencapai sasaran perusahaan.
Komponen rancangan kerja adalah infrastruktur pasar, lingkungan bukum,
lingkungan peraturan, infrastruktur informasi.
6. Pengungkapan dan laporan bisnis dan
internet
Web
bisa digunakan untik penyebaran informasi interaktif yang tidak serupa dengan
media cetak. Investor sering menggunakan web untuk berdagang dan mengambil
keputusan investasi modal, dan menggunakan web sebagai sebuah sarana informasi
penting.
BAB V
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perbedaan
translasi dan konversi antar mata uang asing
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan infrormasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi mata uang asing adalah pertukaran dari
satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.
Istilah-istilah
dalam translasi mata uang asing
1. Sifat, karakteristik sebuah item yang
dapat dihitung dan diukur untuk kebutuhan akuntansi. Sebagai contoh, harga
perolehan dan harga penggantian merupakan atribut sebuah saham.
2. Konversi. Translasi satu mata uang
asing dengan mata uang asing lainnya.
3. Kurs saat ini. Tingkat arus uang yang
berpengaruh pada tanggal laporan keuangan.
4. Potongan. Saat nilai tukar forward
berada dibawah nilai tukar spot.
5. Posisi saham yang terlihat. Kelebihan
asset yang dihitung atau digunakan dalam mata uang asing dan ditranslasikan
pada kurs saat ini diatas uatang yang dihitung atau digunakan dalam mata uang
asing dan ditranslasikan pada kurs saat ini.
6. Mata uang asing. Sebuah mata uang
yang dipilih dibandingkan mata uang Negara lainnya; sebuah mata uang pada
laporan keuangan yang digunakan perusahaan.
7. Laporan keuangan mata uang asing.
Laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai sebuah unit
perhitungan.
8. Transaksi mata uang asing. Transaksi
(seperti penjualan atau pembelian barang atau layanan atau pembayaran
peminjaman atau penerimaan) yang perjanjiannnya dinyatakan dalam sebuah mata
uang daripada keseluruahan mata uang fungsional.
9. Translasi mata uang asing. Proses
penjabaran jumlah atau hitungan menggunakan satu mata uang yang dipilih oleh
nilai tukar antara dua mata uang.
10. Operasional asing. Sebuah kegiatan
operasional yang laporan keuangannya adalah meggabungkan atau konsolidasi
akuntansi dalam dasar ekuitas laporan keungan pada laporan perusahaan, dan
mempersiapkan laporan perusahaan dalam satu mata uang.
11. Kontrak translasi forward. Sebuah
perjanjian untuk melakukan translasi mata uang dari Negara yang berbeda dengan
tingkat yang spesifik (forward rate) dan waktu yang disepakati.
12. Mata uang fungsional. Mata uang
utama yang digunakan dalam bisnis dan penghasilan serta penyimpanan uang.
Biasanya mata uang satu Negara yang dijadikan sebuah acuan dimana diatur dalam
buku arsip.
13. Kurs historis. Nilai tukar mata uang
asing yang berlaku saat asset atau kewajiban dengan mata uang asing pertama
kali didapatkan.
14. Mata uang local. Mata uang Negara
tertentu yang menjadi acuan; acuan laporan keuangan domestic atau operasional
asing.
15. Item moneter. Kewajiban untuk
membayar atau hak untuk mendapatkan sejumlah unit mata uang dimasa yang akan
dating.
16. Mata uang pelaporan. Mata uang yang
perusahaan gunakan dalam laporan.
17. Tanggal penyelesaian. Waktu
penerimaan ditagihkan atau pembayaran dilakukan.
18. Kurs spot. Nilai tukar saat itu terhadap
mata uang.
19. Tanggal transaksi. Tanggal dimana
terjadinya transaksi (seperti penjualan atau pembelian produk atau layanan)
yang dicatat dalam pembukuan.
20. Penyesuaian translasi. Penyesuaian
translasi mata uang asing merupakan hasil dari proses translasi mata uang asing
laporan keuangan dari mata uang fungsional ke mata uang asing.
21. Unit pengukuran. Mata uang dimana
asset, kewajiban, pendapatan, dan beban dihitung.
Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing
1. Penangguhan. Translasi mata uang
asing penangguhan pada keuntungan dan kerugian menutupi pergerakan perubahan
nilai tukar, yaitu perubahan nilai tukar adalah fakta historis.
2. Penangguhan dan amortisasi. Beberapa
perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi
penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait.
3. Penangguhan sebagian. Dengan mengakui
kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika
terealisasi saja.
4. Tidak ada penangguhan. Memandang
segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah. Criteria penangguhan sering
kali dianggap tidak konsisten dan sulit diimplementasikan.
Metode
translasi mata uang asing
1. Metode nilai tukar tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar
tunggal, harga penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata
uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan
pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
2. Metode nilai tukar ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan
kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
a. Metode current-noncurrent
Pada metode current moment, asset lancer yang dimiliki
anak perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa dikonversikan
ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo dalam
satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada
laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent
ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya
depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata
operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh
periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan pada kurs
historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan.
b. Metode moneter-nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang
asing yang sesuai. Asset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban
untuk membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang)
ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi
jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan
laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk
konsep current-nonncurrent.
c. metode kurs sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi
mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut
hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter
seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item
nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjada dasar perhitungan awal. Secara
spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang
asing ditranslasikan pada kurs historis.
BAB VI
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN
HARGA
Laporan
keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajerial, pengukuran yang tidak
akurat dapat menimbulkan penyimpangan sebagai berikut:
1.Proyeksi keuangan berdasarkan data
rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan,
2.Anggaran yang menjadi dasar
pengukuran, dan
3.Data kinerja yang gagal menahan
pengaruh inflasi yang tidak terkendali.
Pendapatan yang dibesarkan dapat
menimbulkan sebagai berikut:
1.Kenaikan pajak yang sebanding,
2.Permintaan deviden yang lebih banyak
dari pemegang saham,
3.Tuntutan kenaikan gaji karyawan, dan
4.Kebijakan yang merugikan dari
pemerintah tuan rumah (misalkan pajak yang dibebankan atas kelebihan laba)
Dan jika perusahaan telah
mendistribusikan labanya maka besar kemungkinan perusahaan tidak dapat
melakukan penggantian aktiva tertentu yang mengalami kenaikan harga karena
kekurangan sumber daya. Penyajian laporan keuangan yang tidak disesuaikan
dengan kemampuan daya beli ini juga akan mempengaruhi pembaca laporan dalam
menginterprestasikan dan membandingkan kinerja oprerasi perusahaan. Jika
pendapatan dicatat sesuai dengan nilai daya beli kini sedangkan biaya dicatat
sebesar daya beli historis akan membuat pengukuran laba yang tidak akurat.
Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian
daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (atau ekuivalennya) selama periode
inflasi.
Alasan-alasan untuk mengakui pengaruh
inflasi secara eksplisit, sebagai berikut:
1.Pengaruh perubahan harga bergantung
secara parsial kepada transaksi dan kondisi perusahaan.
2.Penanganan masalah uang diakibatkan
oleh perubahan harga bergantung kepada pemahaman yang akurat terhadap masalah
tersebut.
3.Pernyataan manajer mengenai masalah
yang diakibatkan oleh perubahan harga lebih dapat dipercaya jika
perusahaan mengeluarkan informasi
keuangan yang membahasa masalah tersebut.
Istilah-istilah
akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan
keuangan
1. Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang
diukur untuk keperluan akuntansi.
2. Penyesuaian biaya kini. Nilai
penyesuaian aktiva perubahan dalam harga tertentu.
3. Kekayaan yang dapat dihapuskan.
Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih.
4. Mechanisme penyesuaian. Manfaat
berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang
dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas
aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
5. Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah mata
uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
6. Keuntungan kepemilikan suatu
investasi. Kenaikan nilai biaya kini
suatu aktiva nonmoneter.
7. Hiperinflasi. Laju inflasi yang
sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian
meningkat sebesar lebih dari 25%
pertahun.
8. Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga
umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
9. Aktiva moneter. Klaim terhadap jumlah
mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
10. Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam
daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama
periode inflasi.
11.
Kewajiban moneter. Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang
tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap.
12.
Kerugian Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi
karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi.
13.
Penyesuian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang
digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya.
14.
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang
yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
15. Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan.
16. Kewajiban Nonmoneter. Suatu utang
yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti
uang muka pelanggan.
17. Penyesuian Paritas. Suatu penyesuian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan
Negara tuan rumah.
18. Aktiva permanent. Istilah di Brasil
untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi
terkait serta jumlah deplesi atau
amortisasi.
19. Indeks Harga. Suatu rasio biaya
dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa
yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya
dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
20.
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh
barang dan jasa.
21.
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
22. Biaya penggantian. Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
23.
Mata uang pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam
menyusun laporan keuangan.
24. Metode nyatakan
kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
25. Perubahan Harga Khusus. Perubahan
dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
26. Metode translasikan-nyatakan
kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun
laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan
dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi
induk perusahaan
Perbedaan
model akuntansi biaya terkini dan konvensional
Secara
umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan
nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah
stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga
umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika
terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan
historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya
dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya,
terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara
lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat
harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang
sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan
dalam akuntansi berdasarkan nilaihistoris.Pada prakteknya, kontroversi yang
menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut
hingga saat ini.
Beberapa argumentasi yang mendukung
maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam
artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh
penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan
diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat
harga umum memang diperlukan.
Perbedaan
akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil
1. Amerika serikat (AS)
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan No 33 berjudul
Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
histories dan daya beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk
mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
1. Penjualan bersih dan pendapatan
opersai lainnya
2. Laba dari operasi yang berjalan
berdasarkan dasar biaya kini
3. Keuntungan atau kerugian daya beli
(moneter) atas pos-pos moneter bersih
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya
kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang
diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang
lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan
tingkat harga umum)
5. Setiap agregat penyesuaian translasi
mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
6. Aktiva bersih pada akhir tahun
menurut dasar biaya kini
7. Laba persaham (dari opersai berjalan)
menurut dasar biaya kini
8. Deviden persaham biasa
9. Harga pasar akhir tahun perlembar
saham biasa
10.
Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari
operasi berjalan
2. Inggris
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca
biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3
pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
2. Menyajikan akun-akun biaya histories
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3. Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai
3. Brasil
Akutansi inflasi yang direkomen
dasikan di Brasil hari ini mencerminkan
2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar
Modal Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur
devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung,
investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi,
laba ditahan, dan akun cadangan modal
yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Pelaporan
keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
ED
PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari
IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan
dengan penyajian kembali laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi
dalam mata uang pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan
entitas disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.
Selain itu, pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter
neto diakui dalam laporan laba rugi dan diungkapkan terpisah
Mengukur
pengaruh inflasi apakah dolar konstan atau biaya kini
Terdapat empat isu akuntansi inflasi
yang cukup mengganggu. Ke-empat isu itu adalah:
1. apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi,
2. perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi,
3. akuntasi inflasi luar negeri,
4. menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi :
Perlakuan keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter (yaitu kas,piutang,dan utang) tergolong kontroversial.
Keuntungan dan kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan
menyajikan ulang dalam dolar konstan,saldo awal dan akhir,serta transakasi
dalam,seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang).
Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain.
Di Inggris keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme
penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus
(dan bukan umum). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya)
kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu
periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba
operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan,
yang disebut sebagai “Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Pendekatan di Brasil yang tidak lagi
diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit,
karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
Namun demikian, penyesuaian dari penyajian bersih aktiva permanen dan ekuitas
pemilik yang disesuaikan dengan tingkat harga menunjukkan keuntungan atau
kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau
kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas
menunjukan adanya bagian dari aktiva permanen yang didanai oleh utang, sehingga
menimbulkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih
besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukan adanya sebagian modal kerja
yang didanai oleh ekuitas. Kerugian daya beli diakui untuk bagian ini selama
periode inflasi.
SSAP 16 memiliki keunggulan dalam
mengatasi pengaruh inflasi. Sejalan dengan persediaan dan aktiva tetapnya,
suatu perusahaan perlu meningkatkan modal kerja dalam nilai nominal bersih
untuk mempertahankan kemampuan operasinya dengan harga yang semakin meningkat.
Perusahaan juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan utang selama masa
inflasi. Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah,
waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan.
Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya
terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur
keuntungan dan kerugian moneter. Karena tidak seluruh perusahaan dapat menyusun
indeks harga beli yang khusus untuk perusahaan itu,pendekatan di Inggris
merupakan alternatif praktis yang baik. Ketimbang mengungkapkan mekanisme
penyesuaian (atau sejenisnya),kami lebih suka untuk memperlakukannya sebagai
pengurangan dari penyesuaian biaya kini untuk depresiasi, harga pokok penjualan
dan modal kerja moneter. Pembebanan biaya kini dari penyajian ulang laba biaya
historis selama masa inflasi akan terhapuskan dengan pengurangan beban jasa
utang yang digunakan untuk mendanai pos-pos operasi tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan :
Akuntansi untuk biaya kini membagi total
laba menjadi 2 bagian :
laba operasi (perbedaan antara
pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi)
keuntungan yang belum direalisasi yang
timbul dari kepemilikan aktiva non moneter dengan nilai pengganti yang
meningkat bersamaan dengan inflasi. Meskipun pengukuran keuntungan kepemilikan
dilakukan secara langsung, perlakuan akuntansinya tidaklah demikian.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva
operasi (yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti
peralatan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila
laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari
laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya). Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan
kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan
kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup
pos-pos ini, kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga
sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan langsung dalam laba.
Penurunan
ganda (double dip) dan menjelaskan cara penanganannya
Pada
saat me-restate perkiraan-perkiraan luar negeri untuk memperhitungkan inflasi
luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”.
Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada
kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya
mengasumsikan suatu hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara
dengan nilai eksternal valutanya., bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan
seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya,
besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena
perhitungan-ganda akan bervariasi tergantung pada kadar korelasi negatif antara
kurs dengan perbedan inflasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok
penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menentukan laba, seperti
dilaporkan agar tidak terjadi overstatement laba. Meskipun begitu akibat
hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara
laporan keuangan saru dengan laporan keuangan yang lain yang berurutan , yang
umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu),
akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi
(yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian translasi yang telah tercermin
dalam laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai
bagian dari penyesuaian inflasi.
Penyesuaian di atas relevan untuk
perusahaan-perusahaan multinasional yang berbasis di AS, yang telah mengadopsi
dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FAS No. 52 dan
yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Penyesuaian
tersebut sangat berhubungan erat dengan perusahaan-perusahaan multinasional
Eropa, jika kita melihat metode-metode translasi valuta yang dewasa ini mereka
paki. Dalam sebuah survey mengenai praktik-praktik translasi valuta asing di
Denmark, Jerman, Belanda, Swedia, Swiss,
dan Inggris, perusahaan-perusahaan disana mendemonstrasikan kecendrungan ke
arah penggunaan metode translasi kurs berjalan. Walaupun banyak perusahaan
melaporkan keuntungan dan kerugian translasi valuta dalam cadangan neraca,
sejumlah besar perushaan, terutama di Jerman, Belanda, dan Swedia mencerminkan
keuntungan dan kerugian semacam itu langsung di dalam laba berjalan. Tanpa
adanya penyesuaian untuk menghindari perhitungan ganda yang telah di singgung
sebelumnya., perusahaan-perusahaan semcam itu bisa berakhir dengan laba yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi, karena inflasi luar negeri dihitung dua
kali.
Kasus 5-2 : Lihat dulu, baru percaya
1. Diskusikan paling tidak lima cirri
yang memperkirakan level pengungkapan yang rendah di Meksiko. Respon anda harus
berdasarkan atas alasan materi yang ada di bab 2 dan 4 dan bab ini, sebagai
tambahan kasus diatas.
a. Sumber pembiayaan. Sektor swasta di
Meksiko sebagian besar telah didanai oleh kelompok-kelompok keluarga dan bank.
Sangat berkorelasi dengan rendahnya tingkat pengungkapan.
b. Keterlibatan pemerintah.
Beberapa industri telah dibuat privasi,
walaupun banyak perusahaan di Meksiko masih dimiliki oleh pemerintah, bank-bank
dan kelompok-kelompok keluarga yang membiayai swasta tradisional telah
mempertahankan hubungan dengan dengan pejabat publik.
c. Sistem hukum meksiko. Sistem hukum
kode Negara di Meksiko memang rendah. Namun profesi akuntansi Meksiko pada saat
lalu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan AS dan sebagian besar memiliki
sistem hukum kode.
d. Tingkat pembangunan ekonomi. Relative
sedikit lebih berkembang dari Eropa Barat dan Negara-negara Anglo-Amerika.
Pengungkapannya juga relative rendah.
e. Tingkat perlindungan pemegang saham.
Persyaratan hukum relative rendah.
2. Diskusikan cirri atau fitur yang memperkirakan
level pengungkapan tinggi di Meksiko
1) Hubungan historis yang erat antara
meksiko dan profesi akuntansi Amerika Serikat akan mendorong praktik
pengungkapan di Meksiko untuk meniru orang-orang di Amerika Serikat yang
merupakan tertinggal didunia.
2) NAFTA dan hubungan dekat yang
dihasilkan antara Meksiko dan AS telah menyebabkan akuntan dan regulator dari
semua Negara dan ketiga Negara untuk mengejar harmonisasi standar akuntansi. Di
Meksiko harmonisasi akan memerlukan peningkatan besar dalam pengungkapan
keuangan.
3) Berkurangnya kepemilikan pemerintah
dalam perekonomian, mengurangi pengaruh pemerintah di sektor swasta dan semakin
pentingnya pasar saham public di Meksiko semua cenderung kea rah peningkatan
keterbukaan keuangan.
4) Sebagai Negara berkembang Meksiko
perlu menginpor sejumlah besar modal untuk membiayai pertumbuhan ekonomi.
Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kreditur asing dan investor
adalah kekuatan yang kuat terhadap pengungkapan keuangan yang meningkat.
3. Pengukuran akuntansi dan praktik
pengungkapan adalah meningkatkan (dari sudut pandang proteksi investor)
perekonomian pada pasar yang baru muncul. Seperti apakah peningkatan yang
terjadi di Meksiko ? diskusikan faktor yang menjelaskan mengapa terjadi
peningkatan. Sekali lagi, mengacu pada materi yang disajikan di bab 2 dan bab 4
sebagai tambahan dari informasi diatas.
Faktor yang berpengaruh dalam perbaikan
pengukuran akuntanso praktek pengungkapan di Meksiko mencakup :
1. Penguatan hukum surat berharga pasar
hukum atas tindahakan illegal dan penipuan dalam institusi keuangan
2. Meningkatkan pengaruh IAS, seperti
pada penerapan IAS No 21 tentang penjabaran mata uang asing
3. Penghapusan penggunaan penilaian atau
indeks harga tertentu dalam menyatakan biaya penggantian lancar pada akuntansi
tingkat harga umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar